Jumat, 06 September 2019

MALAM 1 SURO

REVIEW KONTEN RUMAH BELAJAR
MALAM 1 SURO



Malam satu Suro yang sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya terdapat ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab. Beberapa daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan malam satu Suro. Di Solo, misalnya perayaan malam satu Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule. Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro dan konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Kebo Bule Kyai Slamet. Bukan sembarang kerbau, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik keraton. Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang. Menurut seorang pujangga kenamaan Keraton Kasunanan Surakarta, Yosodipuro, leluhur kerbau dengan warna kulit yang khas, yaitu bule (putih agak kemerah-merahan) itu, merupakan hadiah dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II, yang diperuntukkan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet saat beliau pulang dari mengungsi di Pondok Tegalsari ketika terjadi pemberontakan pecinan yang membakar Istana Kartasura.

Tradisi malam 1 Suro di Yogyakarta dilestarikan dengan kirab membawa benda-benda pusaka dan tumpengan hasil kekayaan alam oleh para abdi dalem keraton, yang diikuti oleh ribuan warga masyarakat dengan mengelilingi beteng Kraton (Mubeng Beteng) dan mengunci mulut (Tapa bisu) 
Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya. 


Selain itu, masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro. Tradisi saat malam satu suro bermacam-macam tergantung dari daerah mana memandang hal ini, sebagai contoh Tapa Bisu, atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual ini. Yang dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok paginya. 
Latar belakang dijadikannya 1 Muharam sebagai awal penanggalan Islam oleh Khalifah Umar bin Khathab, seorang khalifah Islam di jaman setelah Nabi Muhammad wafat. Awal dari afiliasi ini, konon untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa. Maka tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada jaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender Hirjiyah dengan sistem kalender Jawa pada waktu itu.

Waktu itu, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa.” Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri. Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.



Selasa, 10 Desember 2013

Model Pembelajaran PAI

Analisis Kurikulum 2013 PAI SMP

ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(TELAAH KRITIS TERHADAP KURIKULUM 2013 PAI SMP)

A.    Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi yang ada dalam diri untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup pengetahuan yang harus dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Pendidikan tidak sekedar menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa, melainkan menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong dan membimbing aktivitas belajar siswa ke arah perkembangan yang optimal.
Dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas, terungkap tiga hal: pertama, karakter manusia Indonesia yang hendak dicapai melalui pendidikan menyangkut aspek afektif yaitu: keimanan dan ketaqwaan, akhlak mulia, demokratis, bertanggung jawab dan mandiri, kedua, aspek intelektual (kognitifnya) yaitu berilmu dan cakap (kecerdasan), ketiga, berkenaan dengan aspek psikomotoriknya yakni membangun manusia yang cakap dan kreatif mandiri.
Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan, berfungsi untuk  menolong siswa menggali dan mengembangkan keinginan, bakat, kemampuan, keterampilan dan mempersiapkan mereka dengan baik untuk menjalankan hak dan kewajiban, memikul tanggung jawab terhadap diri keluarga masyarakat dan bangsanya.
Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum adalah the total effort of the school situations, yaitu keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan[1]. Dengan demikian, komponen yang ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran, melainkan termasuk proses belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.[2] 
Demikian pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka dalam perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba melakukan analisis terhadap kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama.
B.     Pembahasan
1.      Pengertian Analisis Kurikulum
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti: (1) penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya), (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3)  penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, (4) pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.[3]
Kurikulum menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari rumusan diatas dapat ditafsirkan bahwa komponen kurikulum meliputi: tujuan, isi dan bahan pelajaran (materi), metode (proses pembelajaran), evaluasi (penilaian) yang saling berhubungan, setiap komponennya saling bertalian erat.
Analisis kurikulum dilakukan melalui dua cara, yaitu pemetaan kurikulum (curriculum mapping) dan penyesuaian kurikulum (curriculum alignment). Pemetaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh tentang output/ outcome yang diharapkan, penilaian, kegiatan pembelajaran, sumber, materi serta rencana pembelajaran. Penyesuaian kurikulum (curriculum alignment) dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a.       Penyesuaian vertikal: untuk menjamin bahwa suatu mata pelajaran yang diajarkan di jenjang kelas yang berbeda itu ringkas, padat, tidak ada materi/ bahan yang terlewat, tidak overlapping (tumpang tindih) dan disusun secara spiral (tingkat kesulitannya dimulai dari yang mudah sampai yang paling sulit).
b.      Penyesuaian horizontal: untuk melihat keterkaitan antara berbagai mata pelajaran pada jenjang kelas yang sama sehingga siswa dapat belajar integrasi lintas ilmu untuk mengerti konsep multi disiplin.[4]
Analisis kurikulum dilakukan karena berbagai alasan, antara lain[5]:
1)      untuk menilai kurikulum dan memperbaikinya
2)      untuk mengidentifikasi masalah potensial dan aktual sedini mungkin dan merekomendasikan solusi yang mungkin dilakukan.
3)      untuk membuat keputusan tentang dukungan untuk kelanjutan kurikulum
4)      untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai
5)      untuk mengidentifikasi kekuatan dan keberhasilan
6)      untuk menguji apakah asumsi yang mendasari kurikulum yang sah dan dipertahankan
7)      untuk mengidentifikasi kelemahan dan bias
8)      untuk menunjukkan nilai dari kurikulum pada stakeholder yang berbeda.

Dari penjelasan diatas, makalah ini bermaksud memetakan kurikulum 2013 dengan menelaah komponen-komponennya, yaitu tujuan, isi/ materi, proses pembelajaran dan penilaian untuk mendapatkan pemahaman arti keseluruhan dan gambaran utuh kurikulum. Penulis bermaksud menganalisis isi/ materi, terutama aspek kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013 berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson.
2.      Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama merupakan bidang ajaran kajian yang sangat penting dan fundamental dalam pembentukan manusia secara utuh, dan  memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai tata nilai, pedoman, pembimbing dan pendorong atau penggerak untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari pendidikan agama di Indonesia mempunyai tempat yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Secara normatif Pendidikan Islam (PAI) di sekolah umum sebagai refleksi pemikiran pendidikan Islam, sosialisasi, internalisasi, dan rekontruksi pemahaman ajaran dan nilai-nilai Islam. Secara praxis PAI bertujuan mengembangkan kepribadian muslim yang memiliki kemampuan kognitif, afektif, normatif, dan psikomotorik, yang kemudian diejawantahkan dalam cara berfikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupannya. Dengan pembelajaran PAI, siswa diharapkan mampu mengembangkan kepribadian sebagai muslim yang baik, menghayati dan mengamalkan ajaran serta nilai Islam dalam kehidupannya. Dengan demikian PAI tidak hanya dipahami secara teoritis, namun diamalkan secara praxis.
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataran moral action, yakni agar siswa tidak hanya berhenti pada tataran kompetensi (competence), tetapi sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habbit) dalam mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Depdiknas merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, yaitu:
a)      Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan serta pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanannya kepada Allah SWT.
b)      Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, toleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Dari rumusan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa output dari program Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya siswa yang memiliki akhlak mulia yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa Pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian akhlak mulia adalah tujuan sebenarnya Pendidikan.
Berikut karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP[6]:
1)      PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
2)      Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian siswa.
3)      PAI di SMP bertujuan terbentuknya siswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu tersebut.
4)      PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Siswa dapat menguasai berbagai kajian keislaman sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
5)      Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada al-Quran dan Hadits Nabi. Melalui metode Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
6)      Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah: penjabaran dari konsep iman; syariah: penjabaran dari konsep Islam berupa ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan.
7)      Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya siswa yang memiliki akhlak mulia yang merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian, Pendidikan akhlak adalah jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari Pendidikan.
8)      PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
3.      Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 diberlakukan  karena ditemukan beberapa kelemahan yang ada dalam kurikulum sebelumnya (KTSP), antara lain: materi/ isi dalam kurikulum yang masih padat, belum mengembangkan potensi secara utuh, kompetensi yang dikembangkan masih didominasi aspek kognitif, Belum terakomodirnya keseimbangan antara soft skill dengan hardskill, belum peka dan tanggap terhadap berbagai persoalan, belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, pembelajaran masih teachered centered dan penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi.

a.       Aplikasi filosofi dalam Kurikulum 2013[7]:
1)      Aspek pembelajaran: langsung dan tidak langsung, aplikatif, relevan dengan kehidupan, menggunakan scientific approach (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan temuan), menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif dan mengembangkan kemampuan belajar.
2)      Aspek penilaian hasil belajar: bersifat otentik, menekankan pada kemampuan berpikir dan melakukan, sikap dan perilaku, menghargai pengetahuan.
b.      Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum 2013.
1)      pola pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).
2)      pola pembelajaran interaktif (guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);
3)      pola pembelajaran secara jejaring (siswa menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4)      pola pembelajaran aktif-mencari (diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5)      pola belajar berbasis kelompok (tim);
6)      pola pembelajaran berbasis alat multimedia;
7)      pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa;
8)      pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9)      pola pembelajaran kritis, kreatif dan inovatif.
c.       Tujuan kurikulum 2013 yaitu: mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
d.      Karakteristik kurikulum 2013:
1)      Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2)      Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana siswa menerapkannnya dalam masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3)      Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4)      Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5)      Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar.
6)      Kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7)      Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang Pendidikan.[8]
e.       Elemen perubahan dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Berikut tabel elemen perubahan kurikulum 2013 tingkat SMP:
ELEMEN
DESKRIPSI
1.    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan.
2.    Standar Isi:
a)    Kedudukan Mata Pelajaran.
b)    Pendekatan
c)    Struktur Kurikulum dan alokasi waktu


Mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran
§ TIK menjadi media semua mata pelajaran
§ Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler
§ Jumlah mata pelajaran menjadi 10 (sebelumnya 12)
§ Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
3. Standar Proses
·   Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan.
·   Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
·   Guru bukan satu-satunya sumber belajar
·   Sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
4. Standar Penilaian
o Penilaian otentik: mengukur semua kompetensi yang meliputi: sikap, ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
o Memperkuat PAP (penilaian Acuan Patokan): pencapaian hasil belajar berdasarkan skor yang diperoleh terhadap skor maksimal (ideal).
o Penilaian tidak hanya level KD tetapi pada KI dan SKL.
o Mendorong pemanfaatan portofolio siswa sebagai instrumen utama penilaian.

f.       Struktur Mata Pelajaran
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum dalam struktur kurikulum, ada kegiatan ekstrakurikuler: Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intra sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.  Di kurikulum ini juga terjadi pengelompokan mata pelajaran, kelompok A: Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Inggris, kelompok B: seni budaya, penjaskes, dan prakarya (termasuk muatan lokal). Mata Pelajaran ketrampilan/ TIK diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
Mata Pelajaran
Alokasi  Waktu Belajar Per Minggu
VII
VIII
IX
Kelompok A



1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3
3.
Bahasa Indonesia
6
6
6
4.
Matematika
5
5
5
5.
IPA
5
5
5
6.
IPS
4
4
4
7.
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B



1.
  Seni Budaya
3
3
3
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
2
2
2
3.
  Prakarya
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu

38
38
38

g.      Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI): (1) operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan atau jenjang pendidikan tertentu, (2) gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.[9]Berikut ditampilkan tabel Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di SMP:
Kelas VII:

KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya











 

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya














 

3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

















 


4.    Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori


1.2. Beriman kepada Allah SWT
1.3. Beriman kepada malaikat Allah SWT
1.4. Menerapkan ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat Islam
1.5. Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.6. Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
1.7. Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah

2.1   Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait
2.2   Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
2.3   Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
2.4   Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan hadits terkait
2.5   Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
2.6   Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
2.7   Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-Alim, al-Khabir, as-Sami, dan al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
2.8   Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
2.9   Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin

3.1      Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-Alim, al-Khabir, as-Sami, dan al-Bashir
3.2      Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
3.3      Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu.
3.4      Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
3.5      Memahami kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134 serta hadits terkait tentang ikhlas,sabar, dan pemaaf
3.6      Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
3.7      Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
3.8      Memahami ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan ketentuan syariat Islam
3.9      Memahami ketentuan shalat berjamaah
3.10   Memahami ketentuan shalat Jumat
3.11   Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar
3.12   Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
3.13   Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin

4.1      Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
4.2      Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar
4.3      Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
4.4      Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
4.5      Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
4.6      Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil dan besar
4.7      Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
4.8      Mempraktikkan shalat berjamaah
4.9      Mempraktikkan shalat Jum’at


KELAS: VIII
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya











 

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

1.2.    Meyakini Kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari
1.3.    Meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman
1.4.    Menunaikan shalat sunnah
1.5.    Menerapkan ketentuan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud syahwi berdasarkan syariat Islam
1.6.    Menunaikan puasa Ramadhan dan puasa sunnah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.7.    Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi

2.1   Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8 dan hadits terkait
2.2   Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36 dan hadits terkait
2.3   Menghargai perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Ashr (103):2-3, Q.S. Al-Hujurat (49):12 dan hadits terkait
2.4   Menghargai perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al Furqan (25): 63, Q.S. Al Isra(17):27 dan hadits terkait
2.5   Menghargai perilaku mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nahl (16):114 dan hadits terkait
2.6   Menghargai perilaku menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32 serta hadits terkait.
2.7      Menghargai perilaku semangat menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al- ‘Alim, al-Khabir, as-Sami, dan al-Bashir) dan Q.S.Al- Mujadilah (58):11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait
2.8      Meneladani semangat ilmuwan muslim dalam menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata








 

4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori


3.1   Memahami makna Q.S. Al-Furqan (25):63; Q.S. Al Isra(17): 27; Q.S. An Nahl (16):114; Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan32 serta hadits terkait
3.2   Memahami makna beriman kepada Kitab-kitab Allah
3.3   Memahami makna beriman kepada Rasul Allah SWT
3.4   Memahami hikmah shalat sunnah berjamaah dan munfarid
3.5   Memahami hikmah sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
3.6   Memahami hikmah puasa wajib dan sunnah
3.7   Memahami hikmah penetapan makanan dan minuman yang halal dan haram berdasarkan Al-Quran dan Hadits
3.8   Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah

4.1   Membaca Q.S. Al Furqan (25): 63, Al-Isra(17): 27; Q.S. An Nahl (16): 114; Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan32 dengan tartil
4.2   Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Furqan (25) ayat 63, Q.S. Al- Q.S. Al Furqan (25): 63, Al-Isra(17): 27; Q.S. An Nahl (16): 114; Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan32 serta Hadits terkait
4.3   Mempraktikkan shalat sunnah berjamaah dan munfarid
4.4   Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
4.5   Merekonstruksi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah untuk kehidupan sehari-hari


KELAS IX
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya






 

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya


















 

3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata








 

4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

1.1   Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman
1.2   Beriman kepada Hari Akhir
1.3   Beriman kepada Qadha dan Qadar
1.4   Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan
1.5   Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-Kautsar

2.1   Menghargai perilaku jujur dalam kehidupan sehai-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Ali Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan hadits terkait.
2.2   Menghargai perilaku hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
2.3   Menghargai perilaku yang mencerminkan tata krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
2.4   Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; Q.S. Ali Imran (3): 159dan hadits terkait.
2.5   Menghargai perilaku toleran dan menghargai perbedaan dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hujurat (49): 13 dan hadits terkait.
2.6   Menghargai sikap empati, peduli, dan gemar menolong kaum dhuafa sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah
2.7   Menghargai sikap mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Hari Akhir
2.8   Menghargai sikap tawakal kepada Allah sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Qadha dan Qadar

3.1   Memahami Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; dan Q.S. Ali Imran (3): 159tentang optimis, ikhtiar, dan tawakalserta hadits terkait.
3.2   Memahami Q.S. Al-Hujurat (49): 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan dan haditst terkait.
3.3   Memahami makna iman kepada hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar, dan makhluk ciptaanNya.
3.4   Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptaan-Nya
3.5   Memahami ketentuan penyembelihan hewan dalam Islam
3.6   Memahami hikmah qurban dan aqiqah
3.7   Memahami ketentuan haji dan umrah

4.1   Membaca Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3): 159 dan QS. Al Hujurat (49) : 13 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul huruf
4.2   Menunjukkan hafalan Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3): 159 dan QS. Al Hujurat (49) : 13
4.3   Mencontohkan perilaku yang mencerminkan tata krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
4.4   Memperagakan tata cara penyembelihan hewan
4.5   Mempraktikkan manasik haji
4.6   Mempraktikkan pelaksanaan ibadah qurban dan akikah di lingkungan sekitar rumah
4.7   Melakukan rekonstruksi sejarah perkembangan Islam di Nusantara
4.8   Menceritakan sejarah tradisi Islam Nusantara


4.      Analisis Kurikulum 2013 PAI SMP
Dalam analisis ini, penulis mencoba menganalisis komponen-komponen kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengetahui apa saja komponen pengembangan kurikulum yang terdapat pada kurikulum 2013 dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan komponen pengembangan kurikulum 2013.
Batasan analisis yang dilakukan adalah hanya menganalisis kurikulum 2013 yang akan diberlakukan di SMP pada mata pelajaran PAI. Hasil analisis ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai aplikasi dari komponen-komponen pengembangan kurikulum. Komponen yang dimaksud adalah:
a.       Komponen Tujuan
Dalam kurikulum 2013, Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang:
1.      beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur
2.      berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3.      sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
4.      toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab[10]
Tujuan diatas dipetakan menjadi[11]:
Ranah Afektif


Ranah Psikomotor


Ranah Kognitif
Siswa di tingkat SMP dituntut memiliki sikap kepribadian yang baik serta dapat menerapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada.
Siswa dituntut memiliki ketrampilan dapat mempelajari sesuatu yang tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari sumber lain juga dituntut untuk dipelajari.
Jenis pengetahuan yang dituntut untuk dimiliki adalah faktual, konseptual, dan prosedural, serta ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar maupun di tempat yang berbeda dan masih terlihat.
Tujuan pendidikan yang dimuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 
Melihat rumusan tujuan pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan dan tidak bertentangan dengan tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas, bahkan dalam kurikulum 2013 nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap (berkepribadian luhur, kritis, inovatif, toleran dan peka sosial).
b.      Komponen Isi/ Materi
Komponen isi/  materi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang meliputi mata pelajaran dan alokasi waktu.
Materi dalam kurikulum 2013:
1.      Materi al-Qur’an dan Hadis bukan sekedar dibaca dan dihafal tapi harus diamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.
2.      Materi akhlak mendapat porsi yang sangat besar dan tidak diajarkan tersendiri namun tergabung dalam materi al-Qur’an. Hal ini menggambarkan bahwa akhlak tidak hanya bersifat teori tapi bersifat praxis, ada kemauan secara sadar untuk mengaplikasikan dan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi materi akhlak yang besar menunjukkan bahwa tujuan PAI adalah terbentuknya akhlak mulia setiap siswa setelah mengikuti program ini.
3.      Materi zakat tidak ada. Seharusnya materi ini diajarkan karena merupakan salah satu pilar ajaran Islam. Banyak ayat al-Qur’an yang menggandengkan kewajiban shalat dengan zakat, hal ini menunjukkan betapa pentingnya masalah zakat. Pembelajaran zakat sangat erat kaitannya dengan infaq dan shadaqah. Jika siswa dianggap belum berkewajiban mengeluarkan zakat, maka dilatih untuk berinfaq/ bershadaqah sesuai dengan kemampuannya dan menambah wawasan dengan membiasakan berbagi antar sesama siswa.[12]
Analisis Taksonomi Bloom terhadap Kompetensi Dasar di Kelas VII:

Kompetensi Dasar
Taksonomi Bloom
1.1      Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.
1.2      Beriman kepada Allah SWT
1.3      Beriman kepada malaikat Allah SWT
1.4      Menerapkan ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat Islam
1.5      Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.6      Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
1.7      Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah
 

2.1   Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait
2.2   Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
2.3   Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
2.4   Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan hadits terkait
2.5   Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
2.6   Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
2.7   Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-Alim, al-Khabir, as-Sami, dan al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
2.8   Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
2.9   Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin
 

3.1      Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-Alim, al-Khabir, as-Sami, dan al-Bashir
3.2      Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
3.3      Memahami kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu.
3.4      Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
3.5      Memahami kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134 serta hadits terkait tentang ikhlas,sabar, dan pemaaf
3.6      Memahami makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
3.7      Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
3.8      Memahami ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan ketentuan syariat Islam
3.9      Memahami ketentuan shalat berjamaah
3.10   Memahami ketentuan shalat Jumat
3.11   Memahami ketentuan shalat Jamak Qasar
3.12   Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
3.13   Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin
 

4.1   Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
4.2   Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar
4.3   Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait
4.4   Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
4.5   Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
4.6   Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats kecil dan besar
4.7   Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
4.8   Mempraktikkan shalat berjamaah
4.9   Mempraktikkan shalat Jum’at

Melihat kata kerja yang digunakan, pada KI 1 (spiritualitas) sebagian besar masih pada dimensi kognitif (pengetahuan), meskipun ada beberapa dimensi afektif (beriman, menghayati).







Sebagian kata kerja operasional yang digunakan sudah masuk dimensi afektif namun masih pada level yang paling rendah yaitu penerimaan.























Semua kata kerja operasional yang digunakan berada pada dimensi kognitif





Sebagian kata kerja operasional yang digunakan masuk dalam kognitif dan psikomotorik.

c.       Komponen Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan satu-satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
 Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, siswa menjadi lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena, mereka dilatih untuk berfikir logis dan sistematis.
d.      Komponen Penilaian
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara untuk mengukur apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut dan dapat segera memperbaiki kesalahan atau meningkatkan hal-hal yang sudah baik.
Pada komponen penilaian di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja keras karena penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model penilaian otentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara terukur disamping penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh kecermatan yang tinggi dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu pada penilaian otentik dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan), penilaian diri, laporan pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan jurnal (catatan).[13] Namun penilaian ini membtuthkan keseriusan, kecermatan, pengawasan dan kerja sama antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga penilaian yang dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa tindak lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.[14]
Secara umum, kurikulum ini diharapkan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif berbasis pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap sosial,  maka harus ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi sikap/ watak islami. Sikap itu tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana, pengetahuan itu tahu apa. 
Contoh KI: menghargai dan menghayati  ajaran agama yang dianutnya; siswa harus membaca al-Quran  dengan tartil, beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, melaksanakan thaharah, melaksanakan shalat wajib dan lain-lain yang  didalamnya ada ranah pengetahuan dan pengamalan melalui pentradisian. 
Pendekatan holistik digunakan dalam kurikulum ini, jadi tidak lagi berbicara tentang Al-Quran, hadits, shalat, akhlak dan sebagainya, tetapi terintegrasi dalam suatu tema. Sumber kompetensi adalah mata pelajaran per kelas, lalu dijadikan sebagai kompetensi inti dan dituangkan dalam kompetensi dasar. 
Perbedaan dengan kurikulum yang lalu adalah bahwa penyatuan semua dalam tema-tema yang dibicarakan. Kelihatannya dalam kurikulum 2013 akan terjadi integrasi internal, artinya terjadi pengintegrasian antar berbagai bidang studi di dalam matapelajaran, misalnya ketika tema “menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya” maka di dalamnya akan terdapat bahasan al-Quran, fiqih, dan budaya beragama. 
Di sisi lain, yang lebih urgen adalah integratif eksternal, dimana mata pelajaran agama diintegrasikan dalam mata pelajaran lain dalam suatu tema yang dibicarakan. Misalnya, ketika berbicara tentang tema “indahnya kebersamaan”, maka mata pelajaran lain bisa terintegrasi, seperti IPA, IPS, kewarganegaraan, seni budaya dan sebagainya. Seharusnya PAI bisa diintegrasikan sedemikian rupa mengingat bahwa agama sangat sarat dengan tema indahnya kebersamaan. Dengan cara seperti ini, maka integrasi tuntas akan dapat terjadi, bukan hanya integrasi parsial.[15]
C.    Penutup
Kurikulum 2013 lahir dengan berbagai alasan,  antara lain: kondisi pendidikan yang belum sesuai dengan standar nasional, usia produktif yang melimpah, arus globalisasi, berbagai isu lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi, pola pikir dalam pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata pelajaran PAI SMP, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-sendiri. Al-Qur’an dan Hadis tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam kurikulum ini diberikan porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan secara verbal.
Sosialisasi yang singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya, sehingga timbul berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata kompetensi dasar yang dirumuskan masih sarat pada dimensi kognitif. Pada komponen penilaian, untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih sulit dilaksanakan karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan pengawasan dari banyak pihak. 
Suatu keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti pada aspek curriculum plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek actual curriculum sering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai dokumen jika tidak ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun dokumen yang dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik, dalam hal ini guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting agar terwujud tujuan yang dicita-citakan.


DAFTAR PUSTAKA
Basri,  Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Wandie Razif Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013.

Tim Penyusun Modul LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Tahun 2013, Semarang

Anonymous “Ranah Penilaian Kognitif, Psikomotor dan Afektif, www. Zaifbio.wordpress.com, diunduh Sabtu, 16 Nopember 2013.

Ari Widodo, Taksonomi Tujuan Pembelajaran, (Bandung:  Didaktis, 2005), www.upi.edu, diunduh Rabu, 13 Nopember 2013.

Balitbang  Kemdikbud, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id.

Deden Cahaya Kusuma,  Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu.

Eka Nur’aini, Kata Operasional Taksonomi Bloom Versi Baru, www.uny.ac.id, diunduh Kamis, 14 Nopember 2013

Jonathan D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual, http://curranal1.pdf.com.

Kamus Besar Bahasa Indonesia online,  http://kbbi.web.id/analisis.

MGMP PAI SMP Kota Bogor: Analisis Dan Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com.
Nur Syam, Kurikulum PAI, www.nursyamsunanampel.ac.id, diunduh Sabtu, 26 September 2013.
Retno Utari, Taksonomi Bloom, Apa dan Bagaimana Menggunakannya?, www.bppk.depkeu.go.id, diunduh Kamis, 14 Nopember 2013.

Richard C. Overbaugh Lynn Schultz, Bloom's Taxonomy, Old Dominion University, www. Googlescholar.com, Diunduh Kamis, 14 Nopember 2013.

Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs, www.kemdikbud.go.id.

Sukirman, Analisis Kritis Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP, makalah lomba guru berprestasi  kemenag  prov. Jatim 2010, www.scribd.com.

Tasman Hamami, Materi Perkuliahan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis IT, SPAI MSI UMY 2013.


[1] Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 176.
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), hlm. 31.
[3] Kamus Besar Bahasa Indonesia online,  http://kbbi.web.id/analisis, diunduh Senin, 4 Nopember 2013.
[4] Wandie Razif Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013, hlm. 6-7.
[5]Jonathan D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual, http://curranal1.pdf.com, diunduh: Ahad, 3 Mopember 2013.

[6] Sukirman, Analisis Kritis Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP, makalah lomba guru berprestasi  kemenag  prov. Jatim 2010, www.scribd.com, diunduh Rabu, 17 Oktober 2013.
 [7] Tasman Hamami, Materi Perkuliahan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis IT, SPAI MSI UMY 2013.
 [8]Salinan Lampiran Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs, www.kemdikbud.go.id, diunduh Kamis, 17 Oktober 2013.
[9] Balitbang  Kemdikbud, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id., diunduh Kamis, 17 Oktober 2013.

[10] Balitbang  Kemdikbud, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id., diunduh Kamis, 17 Oktober 2013.
[11] Deden Cahaya Kusuma,  Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, http://berita.upi.edu, diunduh Selasa, 5 Nopember 2013.

[12]MGMP PAI SMPKota Bogor: Analisis Dan Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com, diunduh Ahad, 3 Nopember 2013.

[13] Disampaikan dalam perkuliahan : Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis IT oleh Dr. Tasman Hamami di SPAI MSI UMY, Kamis, 8 Nopember 2013.
[14] MGMP PAI SMPKota Bogor: Analisis Dan Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com, diunduh Ahad, 3 Nopember 2013.

[15] Nur Syam, Kurikulum PAI, www.nursyamsunanampel.ac.id, diunduh Sabtu, 26 September 2013.