PEDULI PENDIDIKAN
Selasa, 10 Maret 2020
Senin, 09 Desember 2019
Jumat, 06 September 2019
MALAM 1 SURO
REVIEW KONTEN RUMAH BELAJAR
MALAM 1 SURO
MALAM 1 SURO
Malam satu Suro yang sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya terdapat ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab. Beberapa daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan malam satu Suro. Di Solo, misalnya perayaan malam satu Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule. Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro dan konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Kebo Bule Kyai Slamet. Bukan sembarang kerbau, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik keraton. Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang. Menurut seorang pujangga kenamaan Keraton Kasunanan Surakarta, Yosodipuro, leluhur kerbau dengan warna kulit yang khas, yaitu bule (putih agak kemerah-merahan) itu, merupakan hadiah dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II, yang diperuntukkan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet saat beliau pulang dari mengungsi di Pondok Tegalsari ketika terjadi pemberontakan pecinan yang membakar Istana Kartasura.
Tradisi malam 1 Suro di Yogyakarta dilestarikan dengan kirab membawa benda-benda pusaka dan tumpengan hasil kekayaan alam oleh para abdi dalem keraton, yang diikuti oleh ribuan warga masyarakat dengan mengelilingi beteng Kraton (Mubeng Beteng) dan mengunci mulut (Tapa bisu)
Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.
Selain itu, masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro. Tradisi saat malam satu suro bermacam-macam tergantung dari daerah mana memandang hal ini, sebagai contoh Tapa Bisu, atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual ini. Yang dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok paginya.
Latar belakang dijadikannya 1 Muharam sebagai awal penanggalan Islam oleh Khalifah Umar bin Khathab, seorang khalifah Islam di jaman setelah Nabi Muhammad wafat. Awal dari afiliasi ini, konon untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa. Maka tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru, yaitu pada jaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender Hirjiyah dengan sistem kalender Jawa pada waktu itu.
Waktu itu, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa.†Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri. Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.
Waktu itu, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin “menyatukan Pulau Jawa.†Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan. Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten, sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri. Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.
Selasa, 10 Desember 2013
Analisis Kurikulum 2013 PAI SMP
ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(TELAAH KRITIS TERHADAP
KURIKULUM 2013 PAI SMP)
A.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi yang ada
dalam diri untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup pengetahuan
yang harus dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi oleh nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan. Pendidikan tidak sekedar menyampaikan informasi
pengetahuan kepada siswa, melainkan menciptakan situasi, mengarahkan, mendorong
dan membimbing aktivitas belajar siswa ke arah perkembangan yang optimal.
Dalam rumusan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas,
terungkap tiga hal: pertama, karakter manusia Indonesia yang hendak
dicapai melalui pendidikan menyangkut aspek afektif yaitu: keimanan dan
ketaqwaan, akhlak mulia, demokratis, bertanggung jawab dan mandiri, kedua,
aspek intelektual (kognitifnya) yaitu berilmu dan cakap (kecerdasan), ketiga,
berkenaan dengan aspek psikomotoriknya yakni membangun manusia yang cakap dan
kreatif mandiri.
Kurikulum merupakan
salah satu komponen pendidikan yang sangat penting sebagai pedoman bagi guru
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, berfungsi untuk menolong siswa menggali dan mengembangkan
keinginan, bakat, kemampuan, keterampilan dan mempersiapkan mereka dengan baik
untuk menjalankan hak dan kewajiban, memikul tanggung jawab terhadap diri
keluarga masyarakat dan bangsanya.
Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan.
Menurut Saylor dan Alexander, kurikulum adalah the total effort of the
school situations, yaitu keseluruhan usaha yang dilakukan oleh lembaga atau
sekolah untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan[1]. Dengan
demikian, komponen yang ada di dalam kurikulum bukan sebatas mata pelajaran,
melainkan termasuk proses belajar dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.[2]
Demikian pentingnya kurikulum dalam pendidikan, maka dalam
perjalanannya semestinya harus dikritisi, dianalisis untuk mengetahui kelebihan,
kekurangan serta efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
tulisan ini, kita akan mencoba melakukan analisis terhadap kurikulum 2013 mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian
Analisis Kurikulum
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti: (1) penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya), (2) penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan, (3) penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya,
(4) pemecahan persoalan yang
dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.[3]
Kurikulum
menurut UU
No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 9 yaitu seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari rumusan diatas dapat ditafsirkan bahwa komponen kurikulum meliputi: tujuan,
isi dan bahan pelajaran (materi), metode (proses pembelajaran),
evaluasi (penilaian) yang saling
berhubungan, setiap komponennya saling bertalian erat.
Analisis kurikulum dilakukan melalui dua cara, yaitu pemetaan
kurikulum (curriculum mapping) dan penyesuaian kurikulum (curriculum
alignment). Pemetaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh
tentang output/ outcome yang diharapkan, penilaian, kegiatan
pembelajaran, sumber, materi serta rencana pembelajaran. Penyesuaian kurikulum
(curriculum alignment) dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a.
Penyesuaian vertikal: untuk menjamin bahwa suatu mata pelajaran
yang diajarkan di jenjang kelas yang berbeda itu ringkas, padat, tidak ada
materi/ bahan yang terlewat, tidak overlapping (tumpang tindih) dan
disusun secara spiral (tingkat kesulitannya dimulai dari yang mudah sampai yang
paling sulit).
b.
Penyesuaian horizontal: untuk melihat keterkaitan antara berbagai
mata pelajaran pada jenjang kelas yang sama sehingga siswa dapat belajar
integrasi lintas ilmu untuk mengerti konsep multi disiplin.[4]
Analisis kurikulum dilakukan karena berbagai alasan, antara lain[5]:
1)
untuk
menilai kurikulum dan memperbaikinya
2)
untuk
mengidentifikasi masalah potensial dan aktual sedini mungkin dan merekomendasikan
solusi yang mungkin dilakukan.
3)
untuk
membuat keputusan tentang dukungan untuk kelanjutan kurikulum
4)
untuk
mengetahui apakah tujuan telah tercapai
5)
untuk
mengidentifikasi kekuatan dan keberhasilan
6)
untuk
menguji apakah asumsi yang mendasari kurikulum yang sah dan dipertahankan
7)
untuk
mengidentifikasi kelemahan dan bias
8)
untuk
menunjukkan nilai dari kurikulum pada stakeholder yang berbeda.
Dari penjelasan diatas, makalah ini bermaksud memetakan kurikulum 2013
dengan menelaah komponen-komponennya, yaitu tujuan, isi/ materi, proses
pembelajaran dan penilaian untuk mendapatkan pemahaman arti keseluruhan dan gambaran utuh kurikulum. Penulis bermaksud menganalisis isi/
materi, terutama aspek kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013
berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson.
2.
Karakteristik
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama merupakan
bidang ajaran kajian yang sangat penting dan fundamental dalam pembentukan
manusia secara utuh, dan memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai tata nilai,
pedoman, pembimbing dan pendorong atau penggerak untuk mencapai kualitas hidup
yang lebih baik. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari pendidikan
agama di Indonesia mempunyai tempat yang sangat strategis dalam penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia.
Secara normatif Pendidikan Islam
(PAI) di sekolah umum sebagai refleksi pemikiran pendidikan Islam, sosialisasi,
internalisasi, dan rekontruksi pemahaman ajaran dan nilai-nilai Islam. Secara
praxis PAI bertujuan mengembangkan kepribadian muslim yang memiliki kemampuan
kognitif, afektif, normatif, dan psikomotorik, yang kemudian diejawantahkan
dalam cara berfikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupannya. Dengan pembelajaran
PAI, siswa diharapkan mampu mengembangkan kepribadian sebagai muslim yang baik,
menghayati dan mengamalkan ajaran serta nilai Islam dalam kehidupannya. Dengan
demikian PAI tidak hanya dipahami secara teoritis, namun diamalkan secara
praxis.
Pendidikan Agama Islam pada
dasarnya lebih diorientasikan pada tataran moral action, yakni agar siswa
tidak hanya berhenti pada tataran kompetensi (competence), tetapi sampai
memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habbit) dalam mewujudkan
ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Depdiknas
merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, yaitu:
a)
Menumbuhkembangkan akidah melalui
pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan
serta pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanannya kepada Allah SWT.
b)
Mewujudkan manusia Indonesia yang
taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, toleransi,
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah.
Dari rumusan
tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa output dari program Pendidikan
Agama Islam adalah terbentuknya siswa yang memiliki akhlak mulia yang merupakan
misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Pendidikan akhlak adalah
jiwa Pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian akhlak mulia adalah tujuan
sebenarnya Pendidikan.
Berikut
karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP[6]:
1)
PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran
pokok yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
2)
Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan
mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian
siswa.
3)
PAI di SMP bertujuan terbentuknya siswa yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt., berakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu
tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan
oleh ilmu tersebut.
4)
PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang
lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. Siswa dapat
menguasai berbagai kajian keislaman sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
5)
Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada pada al-Quran dan Hadits Nabi. Melalui metode Ijtihad (dalil aqli)
para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan
mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
6)
Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam aqidah, syariah, dan
akhlak. Aqidah: penjabaran dari konsep iman; syariah: penjabaran dari
konsep Islam berupa ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran
dari konsep ihsan.
7)
Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya siswa
yang memiliki akhlak mulia yang merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad
Saw. di dunia. Dengan demikian, Pendidikan akhlak adalah jiwa Pendidikan Agama
Islam (PAI). Mencapai akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan
sebenarnya dari Pendidikan.
8)
PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap
siswa, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari
dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
3.
Kurikulum
2013
Kurikulum 2013 diberlakukan
karena ditemukan beberapa kelemahan yang
ada dalam kurikulum sebelumnya (KTSP), antara lain: materi/ isi dalam kurikulum
yang masih padat, belum mengembangkan potensi secara utuh, kompetensi yang
dikembangkan masih didominasi aspek kognitif, Belum terakomodirnya keseimbangan
antara soft skill dengan hardskill, belum peka dan tanggap
terhadap berbagai persoalan, belum menggambarkan urutan pembelajaran yang
rinci, pembelajaran masih teachered centered dan penilaian belum
menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi.
a.
Aplikasi filosofi dalam Kurikulum 2013[7]:
1)
Aspek pembelajaran: langsung dan tidak langsung, aplikatif,
relevan dengan kehidupan, menggunakan scientific approach (mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan temuan),
menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif dan
mengembangkan kemampuan belajar.
2)
Aspek penilaian hasil belajar: bersifat otentik, menekankan pada kemampuan
berpikir dan melakukan, sikap dan perilaku, menghargai pengetahuan.
b.
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum 2013.
1)
pola pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).
2)
pola pembelajaran interaktif (guru-siswa-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/ media lainnya);
3)
pola pembelajaran secara jejaring (siswa menimba ilmu dari siapa
saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4)
pola pembelajaran aktif-mencari (diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
5)
pola belajar berbasis kelompok (tim);
6)
pola pembelajaran berbasis alat multimedia;
7)
pola pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa;
8)
pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
9)
pola pembelajaran kritis, kreatif dan inovatif.
c.
Tujuan
kurikulum 2013 yaitu: mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
d.
Karakteristik kurikulum 2013:
1)
Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual, sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
2)
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana siswa menerapkannnya dalam masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3)
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4)
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5)
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar.
6)
Kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7)
Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang Pendidikan.[8]
e.
Elemen perubahan dalam Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan dalam Standar
Nasional Pendidikan, yaitu: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi,
Standar Proses dan Standar Penilaian. Berikut tabel elemen perubahan kurikulum
2013 tingkat SMP:
ELEMEN
|
DESKRIPSI
|
1.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
|
Adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan.
|
2.
Standar Isi:
a) Kedudukan Mata Pelajaran.
b)
Pendekatan
c)
Struktur Kurikulum dan alokasi waktu
|
Mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi
|
Kompetensi dikembangkan melalui
mata pelajaran
|
|
§ TIK menjadi media semua mata
pelajaran
§ Pengembangan diri terintegrasi
pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler
§ Jumlah mata pelajaran menjadi 10 (sebelumnya
12)
§ Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu
akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
|
|
3. Standar Proses
|
· Proses pembelajaran yang semula
menggunakan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan.
· Belajar tidak hanya dalam ruang
kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
· Guru bukan satu-satunya sumber
belajar
· Sikap tidak diajarkan secara
verbal tetapi melalui contoh/ teladan.
|
4. Standar Penilaian
|
o Penilaian otentik: mengukur semua
kompetensi yang meliputi: sikap, ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
o Memperkuat PAP (penilaian Acuan
Patokan): pencapaian hasil belajar berdasarkan skor yang diperoleh terhadap
skor maksimal (ideal).
o Penilaian tidak hanya level KD
tetapi pada KI dan SKL.
o
Mendorong pemanfaatan portofolio siswa sebagai instrumen utama
penilaian.
|
f.
Struktur Mata Pelajaran
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum dalam struktur
kurikulum, ada kegiatan ekstrakurikuler: Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa
Intra sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Di
kurikulum ini juga terjadi pengelompokan mata pelajaran, kelompok A: Pendidikan
Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Inggris, kelompok
B: seni budaya, penjaskes, dan prakarya (termasuk muatan lokal). Mata Pelajaran
ketrampilan/ TIK diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
Mata Pelajaran
|
Alokasi
Waktu Belajar Per Minggu
|
||||
VII
|
VIII
|
IX
|
|||
Kelompok A
|
|
|
|
||
1.
|
Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti
|
3
|
3
|
3
|
|
2.
|
Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
|
3.
|
Bahasa
Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
|
4.
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
|
5.
|
IPA
|
5
|
5
|
5
|
|
6.
|
IPS
|
4
|
4
|
4
|
|
7.
|
Bahasa
Inggris
|
4
|
4
|
4
|
|
Kelompok B
|
|
|
|
||
1.
|
Seni Budaya
|
3
|
3
|
3
|
|
2.
|
|
2
|
2
|
2
|
|
3.
|
Prakarya
|
2
|
2
|
2
|
|
Jumlah
Alokasi Waktu Per Minggu
|
38
|
38
|
38
|
g.
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi
Inti (KI): (1) operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan atau
jenjang pendidikan tertentu, (2) gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi
Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar terdiri atas sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus
dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.[9]Berikut
ditampilkan tabel Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di
SMP:
Kelas
VII:
KOMPETENSI
INTI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
|
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
4. Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
1.2. Beriman
kepada Allah SWT
1.3. Beriman
kepada malaikat Allah SWT
1.4. Menerapkan
ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat
Islam
1.5. Menunaikan
shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.6. Menunaikan
shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
1.7. Menunaikan
shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman
ketaatan beribadah
2.1 Menghargai
perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42
dan hadits terkait
2.2 Menghargai
perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari
Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
2.3 Menghargai
perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8
dan hadits terkait
2.4 Menghargai
perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan
hadits terkait
2.5 Menghargai
perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits
terkait
2.6 Menghargai
perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13
dan hadits terkait
2.7 Menghargai
perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat
Allah (Al-‟Alim, al-Khabir,
as-Sami‟, dan al-Bashir)
dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
2.8 Meneladani
perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
2.9 Meneladani
sikap terpuji khulafaurrasyidin
3.1 Memahami
makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir
3.2 Memahami
makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
3.3 Memahami
kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta
hadits terkait tentang menuntut ilmu.
3.4 Memahami
makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits
terkait
3.5 Memahami
kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran
(3):134 serta hadits terkait tentang ikhlas,sabar, dan pemaaf
3.6 Memahami
makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
3.7 Memahami
istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
3.8 Memahami
ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan ketentuan
syari‟at
Islam
3.9 Memahami
ketentuan shalat berjamaah
3.10 Memahami
ketentuan shalat Jumat
3.11 Memahami
ketentuan shalat Jamak Qasar
3.12 Memahami
sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
3.13 Mengetahui
sikap terpuji khulafaurrasyidin
4.1 Membaca
Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S.An-Nisa (4): 146,
Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
4.2 Menunjukkan
hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa
(4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar
4.3 Mencontohkan
perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits
terkait
|
KELAS: VIII
KOMPETENSI
INTI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
||
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
1.2. Meyakini
Kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari
1.3. Meyakini
Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman
1.4. Menunaikan
shalat sunnah
1.5. Menerapkan
ketentuan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud syahwi berdasarkan syariat
Islam
1.6. Menunaikan
puasa Ramadhan dan puasa sunnah sebagai implementasi dari pemahaman rukun
Islam
1.7. Menerapkan
ketentuan syariat Islam dalam mengonsumsi makanan yang halal dan bergizi
2.1 Menghargai
perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8 dan
hadits terkait
2.2 Menghargai
perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36 dan hadits terkait
2.3 Menghargai
perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka kepada sesama sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Ashr (103):2-3, Q.S. Al-Hujurat (49):12
dan hadits terkait
2.4 Menghargai
perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al Furqan (25): 63, Q.S. Al Isra‟(17):27 dan hadits terkait
2.5 Menghargai
perilaku mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi dalam
kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. An-Nahl
(16):114 dan hadits terkait
2.6 Menghargai
perilaku menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32 serta hadits terkait.
|
||
3. Memahami
dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah,
menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
|
||
KELAS
IX
KOMPETENSI
INTI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
1.
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.
Memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4.
Mengolah, menyaji,
dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
1.1
Menghayati Al-Quran
sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman
1.2
Beriman kepada Hari
Akhir
1.3
Beriman kepada
Qadha dan Qadar
1.4
Menerapkan
ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan
1.5
Menunaikan ibadah
qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-Kautsar
2.1
Menghargai perilaku
jujur dalam kehidupan sehai-hari sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Ali
Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan hadits terkait.
2.2
Menghargai perilaku
hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
2.3
Menghargai perilaku
yang mencerminkan tata krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
2.4
Menghargai sikap
optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; Q.S. Ali Imran (3): 159dan hadits
terkait.
2.5
Menghargai perilaku
toleran dan menghargai perbedaan dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hujurat (49): 13 dan hadits
terkait.
2.6
Menghargai sikap
empati, peduli, dan gemar menolong kaum dhuafa sebagai implementasi dari
pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah
2.7
Menghargai sikap
mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Hari Akhir
2.8
Menghargai sikap
tawakal kepada Allah sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Qadha
dan Qadar
3.1
Memahami Q.S.
Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; dan Q.S. Ali Imran (3):
159tentang optimis, ikhtiar, dan tawakalserta hadits terkait.
3.2
Memahami Q.S.
Al-Hujurat (49): 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan dan haditst
terkait.
3.3
Memahami makna iman
kepada hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar, dan
makhluk ciptaanNya.
3.4
Memahami makna iman
kepada Qadha dan Qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar
dan makhluk ciptaan-Nya
3.5
Memahami ketentuan
penyembelihan hewan dalam Islam
3.6
Memahami hikmah
qurban dan aqiqah
3.7
Memahami ketentuan
haji dan umrah
4.1
Membaca Q.S.
Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3): 159 dan
QS. Al Hujurat (49) : 13 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul huruf
4.2
Menunjukkan hafalan
Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3): 159
dan QS. Al Hujurat (49) : 13
4.3
Mencontohkan
perilaku yang mencerminkan tata krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
4.4
Memperagakan tata
cara penyembelihan hewan
4.5
Mempraktikkan
manasik haji
4.6
Mempraktikkan
pelaksanaan ibadah qurban dan akikah di lingkungan sekitar rumah
4.7
Melakukan
rekonstruksi sejarah perkembangan Islam di Nusantara
4.8
Menceritakan
sejarah tradisi Islam Nusantara
|
4.
Analisis
Kurikulum 2013 PAI SMP
Dalam analisis ini, penulis mencoba menganalisis komponen-komponen
kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengetahui apa saja komponen pengembangan
kurikulum yang terdapat pada kurikulum 2013 dan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan komponen pengembangan kurikulum 2013.
Batasan analisis yang
dilakukan adalah hanya menganalisis kurikulum 2013 yang akan diberlakukan di
SMP pada mata pelajaran PAI. Hasil analisis ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai aplikasi dari komponen-komponen pengembangan
kurikulum. Komponen yang dimaksud adalah:
a.
Komponen
Tujuan
Dalam kurikulum 2013, Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang:
1.
beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur
2.
berilmu,
cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
3.
sehat,
mandiri, dan percaya diri; dan
4.
toleran,
peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab[10]
Tujuan diatas dipetakan menjadi[11]:
Ranah Afektif
Ranah Psikomotor
Ranah Kognitif
|
Siswa di tingkat SMP
dituntut memiliki sikap kepribadian yang baik serta dapat menerapkan pada
lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada.
Jenis pengetahuan yang
dituntut untuk dimiliki adalah faktual, konseptual, dan prosedural, serta
ruang lingkup objek masih berada di lingkungan sekitar maupun di tempat yang
berbeda dan masih terlihat.
|
Tujuan pendidikan yang dimuat
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Melihat rumusan tujuan
pendidikan yang ada dalam Kurikulum 2013 sejalan dan tidak bertentangan dengan
tujuan yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas diatas, bahkan dalam kurikulum 2013
nampak memperluas pada ranah afektif/ sikap (berkepribadian luhur, kritis,
inovatif, toleran dan peka sosial).
b.
Komponen
Isi/ Materi
Komponen isi/ materi yang dimaksud
adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan yang meliputi mata pelajaran dan alokasi waktu.
Materi dalam kurikulum 2013:
1.
Materi
al-Qur’an dan Hadis bukan sekedar dibaca dan dihafal tapi harus diamalkan
ajaran yang terkandung di dalamnya.
2.
Materi
akhlak mendapat porsi yang sangat besar dan tidak diajarkan tersendiri namun
tergabung dalam materi al-Qur’an. Hal ini menggambarkan bahwa akhlak tidak
hanya bersifat teori tapi bersifat praxis, ada kemauan secara sadar untuk
mengaplikasikan dan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi materi
akhlak yang besar menunjukkan bahwa tujuan PAI adalah terbentuknya akhlak mulia
setiap siswa setelah mengikuti program ini.
3.
Materi
zakat tidak ada. Seharusnya materi ini diajarkan karena merupakan salah satu
pilar ajaran Islam. Banyak ayat al-Qur’an yang menggandengkan kewajiban shalat
dengan zakat, hal ini menunjukkan betapa pentingnya masalah zakat. Pembelajaran
zakat sangat erat kaitannya dengan infaq dan shadaqah. Jika siswa dianggap
belum berkewajiban mengeluarkan zakat, maka dilatih untuk berinfaq/ bershadaqah
sesuai dengan kemampuannya dan menambah wawasan dengan membiasakan berbagi
antar sesama siswa.[12]
Analisis
Taksonomi Bloom terhadap Kompetensi Dasar di Kelas VII:
Kompetensi Dasar
|
Taksonomi Bloom
|
|
1.1 Menghayati
Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.
1.2 Beriman
kepada Allah SWT
1.3 Beriman
kepada malaikat Allah SWT
1.4 Menerapkan
ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat
Islam
1.5 Menunaikan
shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
1.6 Menunaikan
shalat Jumat sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Jumu’ah (62): 9
1.7 Menunaikan
shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari
pemahaman ketaatan beribadah
2.1 Menghargai
perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42
dan hadits terkait
2.2 Menghargai
perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari
Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
2.3 Menghargai
perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8
dan hadits terkait
2.4 Menghargai
perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman
Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan
hadits terkait
2.5 Menghargai
perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits
terkait
2.6 Menghargai
perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13
dan hadits terkait
2.7 Menghargai
perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat
Allah (Al-‟Alim, al-Khabir,
as-Sami‟, dan al-Bashir)
dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait
2.8 Meneladani
perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
2.9 Meneladani
sikap terpuji khulafaurrasyidin
3.1 Memahami
makna al-Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir
3.2 Memahami
makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
3.3 Memahami
kandungan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta
hadits terkait tentang menuntut ilmu.
3.4 Memahami
makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits
terkait
3.5 Memahami
kandungan Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al-Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran
(3):134 serta hadits terkait tentang ikhlas,sabar, dan pemaaf
3.6 Memahami
makna amanah sesuai kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait
3.7 Memahami
istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait
3.8 Memahami
ketentuan bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan ketentuan
syari‟at
Islam
3.9 Memahami
ketentuan shalat berjamaah
3.10 Memahami
ketentuan shalat Jumat
3.11 Memahami
ketentuan shalat Jamak Qasar
3.12 Memahami
sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah
3.13 Mengetahui
sikap terpuji khulafaurrasyidin
4.1 Membaca
Q.S. Al- Mujadilah (58):11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S.An-Nisa (4): 146,
Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil
4.2 Menunjukkan
hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa
(4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar
4.3 Mencontohkan
perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadits
terkait
|
Melihat
kata kerja yang digunakan, pada KI 1 (spiritualitas) sebagian besar masih
pada dimensi kognitif (pengetahuan), meskipun ada beberapa dimensi afektif
(beriman, menghayati).
Sebagian
kata kerja operasional yang digunakan sudah masuk dimensi afektif namun masih
pada level yang paling rendah yaitu penerimaan.
Semua
kata kerja operasional yang digunakan berada pada dimensi kognitif
Sebagian
kata kerja operasional yang digunakan masuk dalam kognitif dan psikomotorik.
|
c.
Komponen
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang semula menggunakan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Belajar tidak hanya dalam ruang
kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. guru bukan
satu-satunya sumber belajar, sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui
contoh/ teladan.
Para ahli meyakini bahwa melalui pendekatan
saintifik, siswa menjadi lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, juga mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna
menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Proses pembelajaran
dengan pendekatan saintifik, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah
dalam melihat suatu fenomena, mereka dilatih untuk berfikir logis dan
sistematis.
d.
Komponen
Penilaian
Komponen
evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara
untuk mengukur apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain
itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan
pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan
kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut dan
dapat segera memperbaiki kesalahan atau meningkatkan hal-hal yang sudah baik.
Pada komponen
penilaian di kurikulum 2013 ini, guru dituntut ekstra kerja keras karena
penilaian yang dilakukan harus komprehensif dan kompleks (model penilaian
otentik). Guru harus menilai sikap spiritual (KI 1) dan sosial (KI 2) secara
terukur disamping penilaian psikomotor (KI 4) dan kognitif (KI 3). Permasalahan
berikutnya adalah format penilaian KI 1 dan 2 yang cukup rumit dan butuh
kecermatan yang tinggi dan berkelanjutan. Teknik penilaian sikap yang mengacu
pada penilaian otentik dapat dilakukan dengan cara: observasi (pengamatan),
penilaian diri, laporan pribadi (buku laporan ibadah), Penilaian sejawat dan
jurnal (catatan).[13]
Namun penilaian ini membtuthkan keseriusan, kecermatan, pengawasan dan kerja
sama antara siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua siswa, sehingga penilaian
yang dilakukan tidak sekedar formalitas sekedar diisi, dikumpulkan tanpa tindak
lanjut, tidak bermakna dan berimplikasi apapun.[14]
Secara umum, kurikulum ini diharapkan
menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif berbasis pada pengetahuan,
ketrampilan dan sikap sosial, maka harus
ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kompetensi pengetahuan, ketrampilan
dan sistem nilai menentukan terhadap aktualisasi sikap/ watak islami. Sikap itu
tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana, pengetahuan itu tahu apa.
Contoh KI: menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya; siswa harus membaca al-Quran dengan
tartil, beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, melaksanakan thaharah,
melaksanakan shalat wajib dan lain-lain yang didalamnya ada ranah pengetahuan dan pengamalan
melalui pentradisian.
Pendekatan holistik digunakan dalam
kurikulum ini, jadi tidak lagi berbicara tentang Al-Quran, hadits, shalat,
akhlak dan sebagainya, tetapi terintegrasi dalam suatu tema. Sumber kompetensi
adalah mata pelajaran per kelas, lalu dijadikan sebagai kompetensi inti dan dituangkan
dalam kompetensi dasar.
Perbedaan dengan kurikulum yang lalu
adalah bahwa penyatuan semua dalam tema-tema yang
dibicarakan. Kelihatannya dalam kurikulum 2013 akan terjadi integrasi
internal, artinya terjadi pengintegrasian antar berbagai bidang studi di dalam
matapelajaran, misalnya ketika tema “menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya” maka di dalamnya akan terdapat bahasan al-Quran, fiqih, dan budaya
beragama.
Di sisi lain, yang lebih urgen adalah
integratif eksternal, dimana mata pelajaran agama diintegrasikan dalam mata
pelajaran lain dalam suatu tema yang dibicarakan. Misalnya, ketika berbicara
tentang tema “indahnya kebersamaan”, maka mata pelajaran lain bisa
terintegrasi, seperti IPA, IPS, kewarganegaraan, seni budaya dan sebagainya. Seharusnya
PAI bisa diintegrasikan sedemikian rupa mengingat bahwa agama sangat sarat
dengan tema indahnya kebersamaan. Dengan cara seperti ini, maka integrasi
tuntas akan dapat terjadi, bukan hanya integrasi parsial.[15]
C.
Penutup
Kurikulum
2013 lahir dengan berbagai alasan,
antara lain: kondisi pendidikan yang belum sesuai dengan standar
nasional, usia produktif yang melimpah, arus globalisasi, berbagai isu
lingkungan hidup, perkembangan ilmu dan teknologi, pola pikir dalam
pembelajaran yang harus selalu diperbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai
dokumen panduan pelaksanaan pembelajaran, kurikulum 2013 mata pelajaran PAI SMP,
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, antara
lain: KI dan KD yang mengintegrasikan ketiga ranah yaitu afektif, psikomotor
dan kognitif sehingga pembelajaran tidak sendiri-sendiri. Al-Qur’an dan Hadis
tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Materi akhlak yang selama ini cenderung teoritis, dalam kurikulum
ini diberikan porsi yang lebih besar dan bersifat praxis tidak lagi diajarkan
secara verbal.
Sosialisasi
yang singkat sebagai penyebab kurang kesiapan pelaksanaannya, sehingga timbul
berbagai kendala, antara lain: pada komponen isi, ternyata kompetensi dasar
yang dirumuskan masih sarat pada dimensi kognitif. Pada komponen penilaian,
untuk menilai sikap spiritualitas dan sosial dirasa masih sulit dilaksanakan
karena membutuhkan kemauan, kemampuan, kecermatan dan pengawasan dari banyak
pihak.
Suatu
keniscayaan perubahan dan perkembangan suatu kurikulum agar selalu sesuai
dengan perkembangan zaman. Hanya saja dalam tradisi kita biasanya berhenti pada
aspek curriculum plan (kurikulum sebagai dokumen), sedangkan pada aspek actual
curriculum sering terlupakan. Apa artinya kurikulum sebagai dokumen jika
tidak ditindaklanjuti dengan actual curriculum, sebaik apapun dokumen
yang dimiliki tidak akan bermakna jika tidak diimplementasikan dengan baik,
dalam hal ini guru sebagai pelaksanan di tingkat satuan Pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting agar terwujud tujuan yang dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Hasan dan Beni Ahmad
Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Wandie Razif Sutikno, Disain Kurikulum
Digital, Yogyakarta: Smart writing, 2013.
Tim Penyusun Modul LPTK Rayon 206 IAIN
Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Tahun
2013, Semarang
Anonymous “Ranah Penilaian Kognitif, Psikomotor dan
Afektif, www. Zaifbio.wordpress.com, diunduh Sabtu, 16 Nopember 2013.
Ari Widodo, Taksonomi Tujuan Pembelajaran,
(Bandung: Didaktis, 2005), www.upi.edu, diunduh Rabu, 13 Nopember 2013.
Deden
Cahaya Kusuma, Analisis
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum
2013, http://berita.upi.edu.
Eka
Nur’aini, Kata Operasional Taksonomi Bloom Versi Baru, www.uny.ac.id, diunduh Kamis, 14 Nopember 2013
Jonathan
D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual,
http://curranal1.pdf.com.
Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://kbbi.web.id/analisis.
MGMP
PAI SMP Kota Bogor: Analisis Dan Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya, www.mgmp-pai.blogspot.com.
Retno
Utari, Taksonomi Bloom, Apa dan Bagaimana Menggunakannya?, www.bppk.depkeu.go.id,
diunduh Kamis, 14 Nopember 2013.
Richard C. Overbaugh Lynn Schultz, Bloom's
Taxonomy, Old Dominion University, www. Googlescholar.com, Diunduh Kamis,
14 Nopember 2013.
Sukirman, Analisis Kritis Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di SMP, makalah lomba guru berprestasi
kemenag prov. Jatim 2010, www.scribd.com.
Tasman Hamami,
Materi Perkuliahan Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis IT, SPAI MSI UMY 2013.
[1]
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2010), hlm. 176.
[2]
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2009), hlm. 31.
[3] Kamus
Besar Bahasa Indonesia online, http://kbbi.web.id/analisis, diunduh
Senin, 4 Nopember 2013.
[4]
Wandie
Razif Sutikno, Disain Kurikulum Digital, Yogyakarta: Smart writing,
2013, hlm. 6-7.
[5]Jonathan
D. Jansen and Vijay Reddy, Curriculum analysis, a reference manual,
http://curranal1.pdf.com, diunduh:
Ahad, 3 Mopember 2013.
[6] Sukirman, Analisis
Kritis Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP, makalah lomba guru
berprestasi kemenag prov. Jatim 2010, www.scribd.com, diunduh Rabu, 17 Oktober
2013.
[7]
Tasman Hamami, Materi Perkuliahan
Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis IT, SPAI MSI UMY 2013.
[9]
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013;
Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id.,
diunduh Kamis, 17 Oktober 2013.
[10]
Balitbang Kemdikbud, Kurikulum 2013;
Kompetensi Dasar, www.kemendikbud.go.id.,
diunduh Kamis, 17 Oktober 2013.
[11] Deden
Cahaya Kusuma, Analisis
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum
2013, http://berita.upi.edu, diunduh Selasa, 5 Nopember 2013.
[12]MGMP PAI SMPKota Bogor: Analisis Dan
Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya,
www.mgmp-pai.blogspot.com, diunduh Ahad, 3 Nopember 2013.
[13]
Disampaikan dalam perkuliahan : Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis IT oleh Dr.
Tasman Hamami di SPAI MSI UMY, Kamis, 8 Nopember 2013.
[14] MGMP PAI SMPKota Bogor: Analisis Dan
Usulan Terhadap Isi Kurikulum 2013 (PAI SMP) Serta Strategi Pembelajarannya,
www.mgmp-pai.blogspot.com, diunduh Ahad, 3 Nopember 2013.
[15]
Nur Syam, Kurikulum PAI, www.nursyamsunanampel.ac.id,
diunduh Sabtu, 26 September 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)